Thursday, November 30, 2006

Poem (3) : My First Poem

Di balik baju ini...
Ada hati yang dengan sabar menanti
Ada hati yang dengan tekun berharap
Ada hati yang dengan tulus mencintai

Di balik baju ini...
Ada hati yang terluka
Ada hati yang kecewa
Ada hati yang sakit

Di balik baju ini...
Ada hati yang dengan sabar menunggu
Ada hati yang dengan tekun mendoakan
Ada hati yang dengan tulus mengampuni

Poem (1) : IV

Hei, makhluk hidup!
apakah cinta terjepit diantara hidup dan mati?
Terbang ke segala sudut dengan sepasang sayap.
Menantang musim panas dan musim dingin setapak demi setapak
Perpaduan dari kebahagiaan, Bagian dari kesengasaraan
Penderitaan tak ada batas bagi jiwa yang dimabuk cinta
Sayang, berikan aku kata-kata...
Jejak awan terhampar di depan
Gunung tertutup salju
Bersama siapakah bayangan kesepianku akan pergi?

Thursday, November 16, 2006

Poem (2) : About love

About love
Is it real ?
Or it is just my fantasy
Or it just an liar eyes

I can't stand it anymore
I just want to cry and cry
I sow too much love
I put too much faith

It's me, a fool
Who dissapointed by his feeling
Disgraced by his own decision
Can't bear the penalty

Look into my heart
A ripped heart without blood dripping
You can't see it
But you can feel the scattered pieces

Thousand word can't express it
Thousand pictures are worthless
It just pain, I ensure you
I have no other for it

Sunday, November 12, 2006

PO Fasilkom UI

Refleksi Diri : Kisah anak kecil

Ada seorang anak melihat ayahnya dari kejauhan pulang sambil membawa bungkusan transparan yang berisi permen. Langsung anak itu menyambut ayahnya walaupun masih cukup jauh dari rumah.

"papa, papa , selamat datang" (mata terarah ke kantung permen)
"duh, anak yang manis. Kamu kangen ya ama papa?"
"iya Pa, Aku kan cinta papa" (mata terarah ke kantung permen)
"ya, sudah kita pulang yuk."
".......... pa, minta permennya dong pa."

Ayahnya memberi sebagian permen kepada anak itu.

"lagi dong pa, lagi"

Ayahnya memberi lagi

"tambah lagi dong pa"
"udah dong, kan papa beliin permen buat saudara-saudara kamu juga"
"iya pa." (mata terarah ke permen yang sekarang ada di tangannya)
"kamu benar-benar cinta papa kan ?"
"cinta dong pa"
"bener ?"
"iya pa, aku cinta papa" (dengan mata yang terus melihat ke permen)
"kalo kamu cinta papa coba kamu kasih papa satu permen ?"
"ng... ng.... ah papa mah"
"ng... ng.... itu permennya masih banyak."
"ng... ng.... kata mama kalo udah ngasih barang jangan minta lagi"


"tidak usah banyak debat, kalo kamu cinta papa, kasih papa permen"

Anak itu dengan kurang rela mencari permen yang paling kecil lalu menyuapkannya ke papanya
"pa, aku panggilin koko-koko yang lain ya."

Anak itu lari-lari ke rumah. Lalu memanggil saudara-saudaranya yang lain.

"koko, koko, tau ngak siapa yang paling cinta papa?"
"memangnya siapa ?" saudara-saudaranya bertanya.
"aku dong, lihat papa lagi makan permen dari aku tuh. Aku yang paling cinta papa"

~end of story

Sebagaimana cerita diatas yang menceritakan anak kecil itu, sebenarnya kita sebagai orang kristen juga seringkali sikapnya seperti itu.

  1. Kita menyambut Bapa bukan karena ingin memuliakan Tuhan, tetapi kita ingin mendapat berkat dari Tuhan.
  2. Setelah mendapat berkatpun perhatian kita seringkali tertuju kepada berkat yang kita peroleh (kesehatan, uang dan lain-lain)dan bukan kepada Tuhan.
  3. Kita memberi dengan kurang rela kepada Tuhan. Padahal Kristus mau mati di kayu salib untuk dosa kita karena kasihNya(baca Yohanes 15:13).
  4. Kita merasa bahwa kita telah mengasihi Tuhan dengan memberikan sedikit kepunyaan kita, padahal sebenarnya semua adalah kepunyaan Tuhan.

Semoga apa yang kita dapat menjadi refleksi terhadap apa yang kita lakukan dan menjadikan kita semakin lebih dewasa dalam hikmat.

~Soli Deo Gloria~

~penulis hanya menceritakan, bukan karya orisinil penulis~

Sunday, November 05, 2006

Hello World

Hello World !!!